Contoh teks cerita Kunjarakarna

Jawa Kuna[1]Terjemahan
tan asuwé ring awan,Maka tak lama mereka berada di jalan
dhateng ta ya ring bumipata<l>a, hana ta ya srijati dumilah sadakala lonya sêndriya, sêndriya ngaranya, sôlih ing mata tumingal, hana ta babahan kapanggiha denira sang Kuñjarakarna, inĕbnya tambaga, lereganya salaka, tuwin ku<ñ>cinya mas,Dan sampailah di dunia bawah. Maka adalah sebuah pohon jati yang senantiasa menyala. Tebal batangnya satu indera. Maksudnya hanya satu pemandangan mata. Lalu sang Kuñjarakarna melihat panelnya dari tembaga, lacinya dari perak, dan kuncinya dari emas.
ta<m>bak lalénya w<e>si, ikang hawan sad<e>pa saroh lonya,temboknya dari besi, jalannya selebar satu depa dan satu roh
inurap rinata-rata ginomaya ring tahining le<m>bu kanya,dibersihkan, diratakan dan dibersihkan dengan tinja sapi perawan betina
tinaneman ta ya handong bang, kayu puring, kayu masedhang asinang, winoran asep dupa, mrabuk arum ambunika sinawuran kembang ura, pinujan kembang pupungon,diberi tanaman andong merah, puring dan pohon-pohon yang sedang berbunga harum. Berbaurlah dengan asap dupa, harum semerbuk dan ditebar dengan bungan sebaran. Bunga-bunga yang sedang berkembang diberikan sebagai kehormatan
ya ta matanyan maruhun-ruhunan ikang watek papa kabèh winalingnyaitulah sebab para orang berdosa berbondong-bondong semua. Salah pikiran mereka,
dalan maring swarga ri hidhepnyadikira jalan menuju ke sorga.